Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
BatamXinwen – Pada zaman sekarang ini keharmonisan dalam keluarga, terkhusus antara anak dengan orang tua kurang begitu terjalin dengan baik. Ini karena ada perubahan sikap seorang anak yang sering melakukan perbuatan yang mengandalkan egonya sendiri.
Banyak anak-anak yang lebih bersifat mementingkan dirinya sendiri daripada memperhatikan keadaan orang tuanya. Mereka beranggapan dapat hidup sendiri tanpa dukungan dari orang tua. Tetapi pada kenyataannya itu tidak dapat dilakukan, karena orang tua membawa peran yang sangat penting bagi perkembangan dan kehidupan seorang anak.
Sesungguhnya jasa orang tua tehadap anak tidak dapat digambarkan atau tidak dapat diukur dengan cara apapun. Dari mulai didalam kandungan banyak hal yang dilakukan oleh orang tua seperti halnya melindungi anaknya, merawat, membesarkan serta memberikan kasih sayang yang tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang apapun.
Tetapi sikap seorang anak yang sering melalaikan jasa orang tuanya atau bersikap seenaknya kadang berasal dari sikap orang tua yang tidak dapat memenuhi kewajibannya dengan baik, sehingga akan membuat kejengkelan tersendiri di hati sang anak. Begitu juga dengan sang anak yang tidak dapat memenuhi kewajibannya dengan baik terhadap orang tua juga akan membuat rasa tidak nyaman tersendiri dalam diri orang tua.
Dengan adanya kejadian tersebut, maka kesenjangan-kesenjangan didalam keluarga akan terjadi, khususnya hubungan antara anak dengan orang tua tidak akan terjalin dengan baik. Untuk itu agar tercipta suasana yang harmonis dalam keluarga adalah dengan melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing sebagaimana mestinya.
Salah satu nasihat Buddha supaya dapat menjalin keluarga yang harmonis terdapat dalam Sigalovada Sutta menguraikan tentang berbagai tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan agar terjalin hubungan yang baik diantara siapapun. Salah satunya yaitu kewajiban dan tugas yang harus dilaksanakan oleh anak terhadap orang tua, maupun orangtua terhadap anak.
Orang tua merupakan guru pertama bagi seorang anak. Untuk itu merupakan kewajiban yang utama orang tua harus mencegah anaknya untuk tidak melakukan kehal-hal yang tidak baik, di dalam sigalovada sutta Digha Nikaya III, 189 cara mencegahnya sebagai berikut: Mencegah anak berbuat jahat, menganjurkan anak berbuat baik, memberikan pendidikan profesional kepada anak, Mencarikan atau menentukan pasangan yang sesuai untuk anak, Menyerahkan harta warisan kepada anak pada saat yang tepat.
Kelima hal tersebut diatas merupakan kewajiban orang tua kepada anak yang harus dilakukan. Begitu pula dengan kewajiban seorang anak terhadap orang tua yang harus dilakukan karena orang tua merupakan pahlawan bagi hidup seorang anak, ia menjaga dan merawat anak dengan penuh kasih sayang serta melakukan berbagai cara agar anak dapat hidup dengan bahagia, yaitu sebagai berikut:
Dahulu aku telah dirawat/dibesarkan oleh mereka, sekarang aku akan menyokong mereka, Aku akan melakukan tugas-tugas kewajibanku terhadap mereka, Aku akan menjaga baik-baik garis keturunan dan tradisi keluarga. Aku akan membuat diriku pantas untuk menerima warisan. Aku akan mengurus tradisi kepada sanak keluargaku yang telah meninggal dunia.
Dengan adanya kewajiban perbuatan baik yang saling diberikan antara orang tua dan anak, maka keharmonisan akan terjalin dengan baik, begitu juga dengan sang anak, apa bila melakukan kewajibannya kepada orang tuanya maka ia akan memiliki kebahagiaan, seperti yang telah dikatakan oleh Buddha didalam syair Dhammapada 332 sebagai berikut: “sukha matteyyata loke, atho petteyyata sukha, Berlaku baik terhadap ibu merupakan kebahagiaan dalam duniaini; berlaku baik terhadap ayah juga merupakan kebahagiaan”.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk berbahagia.
Sadhu Sadhu Sadhu
Oleh: Bhikkhu Thitavamso Thera
Artikel di atas telah naik di Analisa [http://harian.analisadaily.com]