-
BATAMXINWEN.COM — Mayoritas indeks saham AS membukukan penurunan terbesar sepanjang 2017 pada Senin karena investor khawatir bahwa kebijakan imigrasi Donald Trump perlu diwaspadai sebagai langkah yang tidak ramah pasar.
Seperti dilansir dari Reuters, sebuah perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Trump pada Jumat lalu melarang imigran dari tujuh negara mayoritas Muslim, termasuk warga legal dan pemegang visa, dan untuk sementara menghentikan masuknya pengungsi. Selama akhir pekan, ribuan orang berunjuk rasa di kota-kota utama AS dan di bandara.
Saham AS telah menembus serangkaian rekor tertinggi setelah pemilu Trump pada bulan November, didorong oleh janjinya tentang pemotongan pajak dan pemangkasan peraturan.
“Investor fokus pada proposal pro-pertumbuhan (Trump) dan bukan kegiatan yang merugikan ekonomi, seperti proteksionisme,” kata Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar First Standard Financial.
Dia mengatakan investor mengenakan ‘penutup mata’, dan hanya melihat kebijakan ramah pasar yang Trump bicarakan tentang selama kampanye. Padahal larangan imigrasi adalah pengingat dari tindakan bahwa dia bisa mengambil kebijakan yang dapat merusak perekonomian.
Sektor saham teknologi, yang telah secara terbuka menentang larangan imigrasi dan seringkali mempekerjakan karyawan asing, jatuh paling dalam di indeks S&P 500.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 122,65 poin atau 0,61 persen menjadi ditutup pada 19.971,13, indeks S&P 500 kehilangan 13,79 poin atau 0,60 persen ke 2.280,9 dan indeks Nasdaq Composite turun 47,07 poin atau 0,83 persen ke 5.613,71.
Pelemahan ini adalah penurunan persentase harian terbesar untuk Dow Jones sejak Oktober, sedangkan S&P dan Nasdaq turun terbesar sejak akhir Desember.
Sebelumnya, Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif yang akan memangkas peraturan federal. Hal itu dilakukan dengan mengharuskan lembaga untuk memotong dua peraturan yang ada untuk setiap aturan baru yang diperkenalkan.
Sumber: CNN Indonesia