BatamXinwen, Batam – Meski menurut data Dinas ketahanan pangan kota Batam, kebutuhan hewan qurban di Batam diprediksi mencapai 2000 ekor , namun hal itu tidak dirasakan asosiasi peternak sapi Batam tahun ini.

BX/pca

Kadi yang juga pemilik rumah pemotongan hewan dikawasan Temiang, Sekupang mengatakan, menurut data penjualan tahun ini Pembeli di Batam menurun drastis dibanding tahun lalu.

“Penurunan omset karena maraknya penjual hewan kurban musiman yang tidak dapat dikendalikan oleh dinas terkait, selain itu kondisi Ekonomi Batam diketahui lagi lesu,” katanya.

Ia mencontohkan, biasanya untuk proses kurban di Batam diserahkan kepada panitia masjid, mayoritas sapi besar dengan harga jual RP 44 juta, namun untuk peribadi juga ada pembeli sapi untuk kurban, namun yang dilaksanakan oleh masyarakat hanya sedikit jumlah tahun dari tahun lalu, umumnya pembeli sapi yang datang dengan harga RP 18 – Rp 22 juta.

“Menurut persentase singkat, dari stok persediaan 200 ekor sapi, sekitar 70 persen yang dibeli melalui panitia Masjid, 30 persen yang dilaksanakan oleh pribadi masyarakat tanpa melalui panitia hewan kurban di Batam,” contohnya.

Maraknya Pedagang musiman yang ada di Kota Batam Karena tidak ada pengawasan dan penertiban dari dinas terkait sehingga persaingan tidak terkontrol.

“Kalo ditempat jegal saya hewan kurban didatangkan langsung dari daerah Flores, NTT dan Lampung dengan berat sapi yang dinyatakan sehat yakni sekitar 200 sampai 400 kilo gram,” ucapnya.

Menanggapi hal ini, Dinas Ketahanan Pangan Kota Batam Kepulauan Riau memprediksi kebutuhan hewan kurban masyarakat Batam mencapai 1.500 hingga 2.000 ekor sapi dan kambing dari beberapa pengusaha hewan kurban.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Batam, Mardanis saat dihubungi, menyatakan hewan kurban biasanya didatangkan dari Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Pulau Bali, Nusa Tenggara.

“Sekarang ada kurang lebih 20 pengusaha yang biasa memasok kebutuhan hewan kurban di Batam,” kata dia, Selasa (14/8).

Ia memastikan, Pihaknya akan mengecek kesehatan seluruh hewan sebelum ibadah kurban dilakukan demi keamanan dan kenyamanan masyarakat yang melaksanakan ibadah Qurban.

Pengecekan kesehatan akan dilakukan secara bertahap sebelum Hari Raya Idul Adha. Pemeriksaan dilakukan di penampungan-penampungan hewan yang dijajakan pedagang.

“Hewan yang sehat dan lolos pengecekan akan diberi label kesehatan DKP,” katanya.

Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan secara umum, hewan dinyatakan sehat bila bola mata terlihat berbinar dan cuping hidung atau moncong basah.

Ia meminta masyarakat lebih jeli dalam membeli hewan kurban, jangan sampai mendapatkan sapi, kerbau atau sapi yang sakit dan tidak laik.

“Nanti lihat saja label yang sudah terpasang. Itu menandakan hewan sudah kami cek kesehatannya dan layak dikonsumsi,” tutup Mardanis.(pca)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here