-
BATAMXINWEN.COM — Beberapa pemimpin dunia dan pemerintah, termasuk Indonesia juga menyampaikan rasa kecewanya terhadap pembatasan imigrasi yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (30/1/2017), sejumlah negara mengecam pemberlakuan pembatasan imigrasi yang diberlakukan AS.
“Indonesia sangat menyesalkan langkah tersebut. Karena kita percaya itu akan mempengaruhi situasi global untuk melawan terorisme. Ini adalah hal yang salah bila menghubungkan radikalisme dan teroris dengan satu agama tertentu,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Armanantha Nasir kepada AFP.
Berikut adalah beberapa reaksi atas pembatasan imigrasi oleh AS:
INGGRIS
Perdana Menteri Inggris Theresa Mei mengaku tidak setuju dengan pembatasan tersebut dan akan bereaksi jika hal itu nantinya berlaku bagi warga Inggris.
“Kami tidak setuju dengan pendekatan semacam ini dan itu bukan salah satu yang kita akan mengambil,” katanya di London.
Sementara Menteri Luar Negeri Boris Johnson mengunggah pesan singkat melalui jejaring media sosial Twitter.
“Akan melindungi hak-hak dan kebebasan warga negara UK dan luar negeri. Memecah belah dan salah untuk menstigmatisasi karena kebangsaan.” seperti ikutip dari akun twitternya.UNI EROPA
Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Supremo Federica Mogherini berjanji blok itu akan terus mendukung dan mengurus mereka yang melarikan diri dari perang.”
“Kami akan terus merayakan untuk setiap dinding yang dirobohkan dan untuk setiap jembatan baru yang dibangun. Kami akan terus bekerja untuk perdamaian dan hidup berdampingan. Ini adalah sejarah kita, ini adalah identitas kita, pekerjaan kita dan komitmen kami,” tambah Mogherini.
IRAN
Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengecam langkah Trump sebagai bentuk penghinaan untuk dunia Islam. “Akan tercatat dalam sejarah sebagai hadiah besar untuk ekstremis dan pendukung mereka.” ucapnya.
Selain itu Zarif mengatakan keputusan Trump hanya berfungsi untuk menyediakan lahan subur bagi perekrutan lebih teroris dengan memperdalam pecah dan kesalahan-garis yang telah dimanfaatkan oleh demagog ekstrimis.
Dirinya menyebut akan memberlakukan hal serupa dengan larangan Amerika Serikat untuk memasuki negaranya, meskipun tidak akan berlaku untuk mereka yang sudah memiliki visa.
JERMAN
Juru bicara Angela Merkel mengatakan kanselir Jerman menyesalkan larangan masuk oleh AS. “Yakin bahwa bahkan dalam pertempuran tentu tegas terhadap terorisme, itu tidak dibenarkan untuk menempatkan orang-orang dari asal tertentu atau keyakinan dicurigai umum.” ucapnya.
“Berlin sekarang akan memeriksa konsekuensi dari larangan tersebut bagi warga Jerman yang memiliki kewarganegaraan ganda,” tambah juru bicara itu.
PRANCIS
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault mengatakan menyambut pengungsi yang melarikan diri dari perang adalah tugas negara. “Kami harus memastikan bahwa hal ini terjadi dengan cara yang hanya adil dan dengan solidaritas. Karena keputusan ini hanya dapat menyebabkan kita prihatin.” sebutnya.
SWEDIA
Menteri Luar Negeri Swedia menyayangkan keputusan yang telah diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.
“Keputusan ini meningkatkan ketidakpercayaan dan ketegangan antara orang. Tidak sejak Perang Dunia II di mana memiliki begitu banyak orang melarikan diri dari perang dan konflik,” tulisnya.
“Ini adalah tanggung jawab bersama dari semua negara untuk membantu mereka, termasuk Amerika Serikat,” kata Wakil Perdana Menteri Margot Wallstrom
SWISS
Menteri Luar Negeri Swiss Didier Burkhalter mengatakan keputusan yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump adalah salah. Bahkan dirinya menyebut AS berjalan ke arah yang salah.
“Kami selalu menentang diskriminasi terhadap manusia atas dasar agama atau kebangsaan. Dalam hal ini, urutan AS jelas berjalan ke arah yang salah,” kata Burkhalter.
Burkhalter menambahkan pemerintah Swiss akan berunding dengan perwakilan Amerika untuk mengetahui bagaimana urutan akan mempengaruhi warga Swiss, terutama warga negara ganda dari negara-negara yang terkena dampak.
BELANDA
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan semua pengungsi yang melarikan diri perang dan kekerasan layak mendapatkan tempat yang aman, tanpa memandang etnis atau agama mereka.
Dia menambahkan bahwa sementara pemerintahnya sadar potensi untuk penyalahgunaan sistem pengungsi. “Kami menyesalkan keputusan AS untuk melarang perjalanan orang dari tujuh negara-negara Muslim dan kami menolaknya,” katanya.
Sumber: Detik.com