Batamxinwen, Jakarta – Pemerintah Singapura mulai membangun Tuas Megaport yang diproyeksikan menjadi pelabuhan peti kemas terbesar di dunia, lansir Channel News Asia pada Kamis.
Dalam peletakan batu pertama, Perdana menteri Singapura Lee Hsien mengatakan Tuas Megaport akan memiliki kapasitas dua kali lipat dari kapasitas pelabuhan yang ada saat ini sebesar 36 juta TEUs per tahun (setara dengan peti kemas 20 feet).
“Tuas Megaport dirancang untuk menangani 65 juta TEUs per tahun, tetapi saya yakin PSA bisa mengelola sedikit lebih banyak dari itu jika kita bekerja keras,” kata Lee.
Saat beroperasi penuh pada 2040 nanti, Tuas Megaport akan menjadi pelabuhan peti kemas otomatik terbesar di dunia.
Tuas Megaport akan menggantikan berbagai fasilitas beberapa pelabuhan di Singapura, yakni Tanjong Pagar, Pasir Panjang, Keppel, dan Pulau Brani.
Di antara inovasi Tuas Megaport adalah fasilitas armada kendaraan tanpa pengemudi yang sepenuhnya digerakkan listrik untuk mengangkut kontainer antara dermaga dan terminal.
Teknologi yang tengah diuji di terminal Pasir Panjang, kendaraan ini memiliki jejak karbon 25 persen lebih kecil dari kendaraan konvensional.
Sementara itu, crane gantry yang dipasang pada rel otomatis akan memungkinkan operator mengawasi derek dari jarak jauh.
Crane granty ini sepenuhnya digerakkan listrik dan menggunakan kamera dan sensor laser untuk presisi.
Lee membandingkan pelabuhan Tuas dengan terminal peti kemas pertama Singapura, Tanjong Pagar, fasilitas serupa pertama di Asia Tenggara ketika dibuka pada tahun 1972.
Saat itu, Terminal Tanjong Pagar disambut dengan skeptis oleh banyak orang, termasuk Bank Dunia.
Namun akhirnya melebihi ekspektasi dan memungkinkan Singapura memperluas pelabuhan peti kemasnya serta menjadikan negara itu sebagai transhipment terbesar di Asia.
“Membangun pelabuhan Tuas dan ekosistemnya adalah tugas besar,” kata Lee.
Tuas megaport akan dibuka secara bertahap mulai 2021.
Dua dermaga pertama dari pelabuhan Tuas diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2021, ketika pembangunan fase pertama diharapkan akan selesai.
Pembangunan tahap pertama menghabiskan sekitar Sin$2,42 miliar atau sekitar Rp24,2 triliun dengan 21 dermaga laut dalam, yang akan mampu menangani sekitar 20 juta TEUs kargo setiap tahun ketika beroperasi penuh pada 2027.(*)
Sumber: Anadolu Agency