Perekonomian Batam Lesu, Usaha Counter Handphone Terancam Gulung Tikar

BATAMXINWEN.COM, Batam – Perekonomian Kepri Batam khususnya terus mengalami penurunan, hal ini membuat pengusaha dibidang counter handphone disejumlah lokasi mall-mall menutup kios untuk mengurangi beban kerugian. ironisnya sabagian tutup total alias gulung tikar.

Turunnya ekonomi di Batam beberapa bulan terakhir bukanlah isapan jempol belaka dan terlihat dari turunya omset penjualan handphone di NagoyaHill menurun hingga 60%, bahkan beberapa pengusaha ini lebih memilih menutup usahanya ketimbang selalu merugi akibat sepinya pembeli.

” Susah sekali sekarang untuk Bisa menjual hp dikarnakan peminatnya sekarang sudah pada hengkang karna banyak di phk ” ujar Melisa pemilik kios 3 mobile di lantai 1 Nagoya Hill Batam.

Kata Dia, Menurunnya omset penjualan para pemilik kios dikarnakan tingginya angka PHK karyawan perusahaan industri elektronik maupun galangan kapal lalu lebih memilih meninggalkan Batam.

“Pembeli lebih didominasi pekerja tetapi beberapa perusahaan memilih tutup dan hengkang dari Batam karena habis kontrak. Selain itu Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mau memperpanjang kontrak karena iklim investasi di Batam semakin sulit,” ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan, Geri salah seorang pengusaha counter handphone, ia lebih memilih menutup 4 counternya di Batam karena tidak kuat menaggung beban operasional tinggi sedangkan penjualan turun drastis enam bulan terakhir.

” Apalah nasib kami kedepannya bila terus menerus seperti ini kondisi di batam ” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilam BI Kepri Gusti Raizal Eka Putra, bahwa ada beberapa faktot peyebabnya perlambatan ekonomi dipengaruhi oleh penurunan net esport dan konsumsi pemrintah. Net eksport mencatat kontraksi 6,92%(yoy) terutama penurunan eksport antar wilayah.

“Konsumsi pemerinta mengalami kontraksi dibandingkan triwulan sebelumnya, ditambah tertundanya proses pengesahan APBD yang mempengaruhi realisasi belanja,” kata Gusti di I hotel Nagoya. Rabu(11/05/2017.

Ia mengatakan, Konsumsi pemerintahmengalami kontraksi 2,26%(yoy) dibanding triwulan sebelumnya tumbuh 0,29%(yoy), dikarnakan tertundanya pengesahan APBD sehingga mempengaruhi realisasi belanja saat ini baru 8,8%, Namun, perlambatan lebih mendalam tertahan oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 6,95% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya6,12% (yoy).

Ditopang perayaan Imlek, Cap Go Meh dan penurunan tingkat pengangguran. investasi tumbuh 4,87% menguat dibanding triwulan sebelumnya 3,11%, dengan realisasi terbesar investtasi sektor industri elektronik, serta pembangunan perumahan dan hotel.

Sedangkan dari sisi lapangan usaha, lanjut dia, perlambatan ekonomi terutama bersumber penurunan kinerja sektor industri pengolahan dan pertambagan. seperti industri pengolahan menurun karena rendahnya permintaan khususnya industri pendukung migas, kapal, dan besi baja.

Kinerja sektor pertambagan juga masih tertekan tercermin dari hasil lifting migas kepri menurun seiring harga minyak dunia masih pada level rendah sementara hasil barang tambang lainnya juga menurun. dan sektor kontruksi dan perdagangan juga mencatat perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya,” terangnya.

Kata Dia, Realisasi pendapatan maupun belanja Pemda menurun pada triwulan I 2017 dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. dimana realisasi pendapatan sebesar 12,4% dari pagu anggaran, meurun dibandingkan realisasi priode sama tahun sbelumnya sebesar20,02% dari anggaran.

Turunya realisasi pendapatan disebabkan turunya transfer dana bagi hasil alam(SDA) yang dipengaruhi penurunan hasil migas Kepri. Sejalan dengan pelemahan pendapatan, penyerapan anggaran melalui belanja juga menurun. belanja Pemda baru terealisasi 8,8% dari pagu anggaran, lebih rendah dibanding priode yang sama tahun sebelumnya sebesar 12,0%.

Faktor tekanan inflasi triwulan I 2017 melemah dibandingkan triwulan sebelumnya. inflasi Kepri sebesar 3,08% lebih rendah dibanding inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,53%. menurunya inflasi dipengaruhi harga aneka cabai mengalami penurunan akibat pasokan cukup.

Sementara komoditas yang memicu inflasi adalah kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan perayaan Imlek dan Cap Go Meh april 2017. Kepri mencatat inflasi 0,38% (mtm) dengan andil terbesar bersumber dari kenaikan tarif listrik.

Selain itu, imbuhnya, sejalan perlambatan ekonomi, kinerja perbankan juga mengalami perlambatan, tetapi secara tahunan transaksi tunai meningkat, namun transaksi non tunai mengalami penurunan, tingkat pengangguran menurun, pada februari 2017 sebesar6,44% lebih rendah dibandingpriode sama sebelumnya sebesar9,03%.

Sedangakan pertumbuhan perekonomian Kepri triwulan II 2017 diperkirakan tumbuh 3,6% karena ditopang peningkatan konsumsi masyrakat menjelang Bulan Suci Ramadhan dan Hari raya Idul Fitri, serta relaisasi belanja pemerintah diyakini akan mulai terakselerasi triwulan kedua.

Terakhir, tambahnya, laju inflasi pada triwulan II 2017 diperkirakan meningkat, didorong oleh peningkatan permintaan periode ramadhan dan Idul Fitri dimana berdasarkan pola historis sumbangan terbesar dari bahan makanan dan tarif angkutan udara. inflasi lain kenaikan tarif listrik dan secara tahunan inflasi Kepri 2017 diperkirakan masih dalam kisaran target inflasi Nasional 4% plus minus 1%m(yoy),” tutupnya.(red/di).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here