Sagu Andalan Perekonomian Warga Desa Teluk Lingga Utara

Kepala Desa Teluk Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga Edi Hendra mengatakan bahwa saat ini masyarakatnya menopang kehidupnya dari sektor perkebunan sagu yang sudah ada dari turun-temurun, meski harga jual cukup murah di pasaran namun hanya inilah satu-satunya sektor perekonomian yang bisa di andalkan oleh masyarakat.

BATAMXINWEN.COM, Lingga – Pohon sagu atau sago palm (Metroxylon sagu) ternyata tak hanya hidup dan berkembang di Pulau Papua, baik Provinsi Papua maupun Papua Barat. Pohon tersebut ternyata juga ada Desa Teluk Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga. dan pohon sagu menjadi andalan menopang
perekonomian masyarakat di Desa Teluk.

Menurut Kepala Desa Teluk Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga Edi Hendra mengatakan bahwa saat ini masyarakatnya menopang kehidupnya dari sektor perkebunan sagu yang sudah ada dari turun-temurun, meski harga jual cukup murah di pasaran namun hanya inilah satu-satunya sektor perekonomian yang bisa di andalkan oleh masyarakat.

”Ya apa mau di kata, dari pada tidak ada kerja dan tidak makan meskipun harganya cukup murah mau tidak mau inilah usaha rakyat saat ini,” Kata Edi saat di jumpai di ruang kerjanya.Rabu.(23/3/2017).

Edi menjelaskan, pohon Sagu di desa Teluk cukup produktif sebab selain sebagai penopang perekonomian masyaralat saat ini, pohon sagu-sagu tersebut tidak perlu di tanam mereka akan tumbuh subur dengan sendirinya dan pemilik kebun
biasanya hanya membersihkan areal pohon saja.

Penghasilan setiap bulannya para petani Sagu bisa menghasilkan 100 hingga 150 ton Sagu. meski saat ini di pasaran hanya di bandrol Rp1.100 perkilonya namun Edi yakin apabila di olah untuk dijadi makanan atau kue maka harga
sagu jauh akan lebih menguntungkan.

Namun sayangya hingga saat ini tidak ada investor atau bapak angkat yang dapat meminjamkan modal untuk usaha sehingga warga saat ini memilih menjual barang mentah saja kepada tengkulak.

”Saya sudah berupaya untuk menarik pengusaha untuk menjadi bapak asuhsehingga Sagu-sagu ini nantinya di pasarkan dalam bentuk makanan atau barang jadi’,” paparnya.

Berdasarkan data yang berhasil di himpun, tambahnya, tanah di Kabupaten Lingga memang cukup subur untuk di jadikan bahan tanaman terutama Sagu, tetapi untuk mengelola sagu tersebut di butuhkan operasional dan tenaga yang
cukup besar.

Sebab warga akan merogoh kocek untuk upah tebang pohon sagu, setelah itu di butuhkan biaya untuk menurunkan atau upah goleh sebab Sagu tersebut harus di tarik ke daratan agar mudah untuk di kupas.(red/jhony)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here